Kamis, 02 Desember 2010

Alami, Tanpa Rekayasa

Pada awalnya semuanya adalah alami, apa adanya. Pada awalnya semuanya adalah bebas. Pada awalnya semuanya adalah kacau, balau secara alamiah. Lalu manusia mulai duduk pada peringkat teratas piramida memakan-dimakan. Kekacauan yang lebih ganas dimulai saat manusia memakan sesama manusia lainnya.

Lalu sebagian dari mereka mulai mencanangkan suatu hukum-hukum ciptaan mereka. Hukum yang di satu sisi akan meredam kekacauan, dan ternyata di sisi lain melanggengkan proses memakan-dimakan sesama manusia. Pada awal mulai diberlakukannya keterikatan pada hukum ini selalu akan timbul kekacauan-kekacauan baru, mereka bilang ini adalah penyesuaian. Sehingga pada akhirnya akan berjalan suatu keteraturan, berdasar hukum-hukum ciptaan mereka itu. Atau dengan kata lain berdasarkan kepada adanya ketertundukan tiap individu, atau keterpenjaraan pada hukum-hukum ciptaan mereka itu.

Sebagian manusia yang lain berpikir bahwa kebebasan adalah kehendak alamiah. Pada awal diberlakukan kebebasan juga akan selalu muncul potensi kekacauan-kekacauan yang sama, kita bilang saja ini adalah penyesuaian. Pada akhirnya akan berjalan juga keteraturan, berdasar pada kontrol individu, otonomi, kemerdekaan dan rasa pertanggungjawaban secara sadar.

Kebebasan dan keterikatan memiliki potensi kekacauan yang sama. Keteraturan dapat dicapai lewat dua jalan: secara alamiah, yang lainnya adalah rekayasa. Saya lebih suka yang alamiah, tanpa bahan pengawet yang direkayasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar