Minggu, 12 Desember 2010

Live Hard, Die Young

Ini hari ke empat, semenjak tikus yang pernah bersarang di pojokan di atas lemari di dapur saya itu tertangkap jebakan jepretan tikus yang saya pasang di bak cucian piring di dapur saya. Dan dia sudah mati ternyata. Saya yakin dia sudah mati sekarang. Soalnya sudah tak terlihat lagi tanda-tanda dia masih bernafas, apalagi bergerak-gerak.

Posisinya dramatis sekali. Kaki kanan depannya masih erat berpegangan, seolah mendaki. Posisi yang kurang lebih sama seperti saat terakhir dia saya tinggal kemarin.
Saya duga kaki yang depan ini sebenarnya juga kecantol, atau jadi terjepit lilitan per pada jepretan itu gara-gara dia sibuk meronta-ronta. Sehingga menahan kaki dan tubuhnya pada posisi itu.

Kemarin sore hujan sebentar, tapi lumayan deras. Tadi malam juga dingin sekali. Bulu-bulu yang menyelimuti tikus, yang sekarang sudah menjadi bangkai itu, masih terlihat agak-agak basah, berembun. Menjijikkan, kalo boleh dibilang. Pada beberapa bagian tubuhnya, ekor, kelamin, mata, moncong, kaki-kakinya, puluhan semut bergerombol. Samar-samar sudah tercium bau bangkai, aroma yang khas dari tikus yang mati.

Yah, berakhir sudah penderitaanmu, wahai tikus.. Kamu memilih untuk tidak melepaskan belenggu itu. Kamu memilih untuk menjemput takdirmu, menjemput ajal. Mungkin kamu tak sempat kawin, sebelum tertangkap kemarin itu. Maafkan saya.
Andai di dunia kamu sekarang, nun jauh di sana, ada surga, saya doakan kamu akan bertemu dan bersenang-senang dengan beberapa bidadari mungil. Mereka akan menemanimu di sana. Kamu akan punya rumah yang cantik dan jauh lebih nyaman dibandingkan dengan gubuk kamu di pojokan di atas lemari di dapur saya dulu. Mungkin kamu akan berjumpa dengan Mini Mouse, atau Walt Disney. Jangan kuatir, dia ini sayang sekali sama tikus-tikus.

Ini ada sedikit syair bagus, saya ambil dari satu lagunya Iwan Fals, mungkin liriknya agak salah atau gak pas.. Saya gak peduli, saya tulis yang saya ingat, buat kamu:

"Anak sekecil itu, berkelahi dengan waktu.
Coba pecahkan karang, lemah jarimu terkepal."

Sekali lagi saya harus bilang: You're great. Baru pada hari ke empat, tanpa makan, tanpa minum, kamu merelakan sang maut menjemput nafasmu.. Live Hard, Die Young. Saya, salut!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar